150 GEUCHIK ABDYA SUSUN STRATEGI KELOLA GAMPONG
BLANGPIDIE – KAMIS, 19 JULI 2008
Seratus limapuluh Geuchik di Adya, membicangkan strategi untuk memanfaatkan dana yang harus mereka kelola untuk memberdayakan masyarakatnya. “Mereka kami bagi menjadi tiga gelombang, masing-masing diikuti 50 orang Gechik,” ungkap Fadhli Ali, Direktur Aceh Ecotourism Society (Aecost) di Blangpidie, Sabtu, 19 Juli 2008.
Kata Fadhli, kegiatan yang dilaksanakan pada 19 – 24 Juli itu dimaksudkan untuk memperkuat pemerintah di tingkat Gampong agar makin siap merencanakan dan mengelola berbagai sumber pendanaan yang disalurkan kepada mereka secara lebih tepat.Fadhli mengharapkan setelah mengikuti pellatihan tersebut kemampuan aparatur pemerintahan Gampong di Abdya tidak gamang lagi untuk mengenali, merancang dan menyelesaikan masalah pembangunan di lingkungan Gampong mereka.
Taraining peningkatan kapasitas aparat Gampong dan Mukim itu dilakukan Aecost bekerja sama dengan BRR NAD – Nias. Pada gelombang pertama, training itu diikuti para kepala desa dan mukim di dua kecamatan di Abdya, yaitu kecamatan Blangpidie dan Susoh. Setelah itu, desa-desa dari kecamatan lainnya juga akan dilatih di ruang pertemuan Khana Pakat Guest House Blangpidie tersebut. Pada hari pertama training, Sabtu lalu, tampak para Geuchik antusias mengikuti acara hingga selesai. “Selain acara ini, kami mohon Aecost dapat memfasilitasi 15 Geuchik di kawasan DAS Krueng Susoh, agar kami dapat terhindar dari banjir seperti selama ini,” kata Anwar, Geuchik Kutatinggi, Blangpidie di sela-sela acara tersebut.
Selain difasilitasi untuk mengenal dan memberikan bobot pada masalahh di lingkungannya, para peserta juga dibekali kemampuan untuk menyusun prioritas program dan menyiapkan profil desa masing-masing. “Kami juga minta perhatian pihak pemerintah kabupaten agar segera menyelesaikan masalah sarana jalan di kampong kami,” kata Anasmiadi, Geuchik Lhueng Asan Blangpidie.
Fadhli Ali, mengharapkan para Geuchik dan Mukim dapat memahami apa sebenarnya masalah yang dihadapi mereka di Gampong masing-masing, sehingga program-program yang diusulkan kepada pemerintah daerah merupakan jawaban dari persoalan yang dihadapi dalam masyarakat. Perencanaan Gampong dibuat tidak hanya karena ada bantuan dari pemerintah daerah, akan tetapi perencanaan pembangunan pemerintah Gampong dengan memperhatikan potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa mutlak diperlukan, sehingga pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah daerah dan pihak donor dapat dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Tarining tersebut menghadirkan pemateri Muhammad Umar atau yang lebih dikenal Emtas dan difasilitasi Nashrun Marzuki, anggota Tim Asistensi Gubernur Bidang Komunikasi dan Imran Mahfudi dari Lappekap (Lembaga Pengkajian dan Pemantauan Kebijakan Publik) Banda Aceh.
Selain penyusunan dan pengenalan masalah, para Geuchik dan Imuem Mukim juga diberikan pemahaman akan pentingnya menyiapkan profil Gampong dan tatacara pembuatannya. “Sehingga ketika ada pihak donor yang ingin memberikan bantuan untuk desa tersebut, data-data berkaitan dengan peta demografi, potensi dan masalah tersebut sudah tersedia sehingga dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan lembaga-lembaga yang ingin membantu gampong di Abdya,” kata Fadhli Ali. []
INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI: FADHLI ALI (085277788829 – fadhli_aceh@yahoo.com)
BLANGPIDIE – KAMIS, 19 JULI 2008
Seratus limapuluh Geuchik di Adya, membicangkan strategi untuk memanfaatkan dana yang harus mereka kelola untuk memberdayakan masyarakatnya. “Mereka kami bagi menjadi tiga gelombang, masing-masing diikuti 50 orang Gechik,” ungkap Fadhli Ali, Direktur Aceh Ecotourism Society (Aecost) di Blangpidie, Sabtu, 19 Juli 2008.
Kata Fadhli, kegiatan yang dilaksanakan pada 19 – 24 Juli itu dimaksudkan untuk memperkuat pemerintah di tingkat Gampong agar makin siap merencanakan dan mengelola berbagai sumber pendanaan yang disalurkan kepada mereka secara lebih tepat.Fadhli mengharapkan setelah mengikuti pellatihan tersebut kemampuan aparatur pemerintahan Gampong di Abdya tidak gamang lagi untuk mengenali, merancang dan menyelesaikan masalah pembangunan di lingkungan Gampong mereka.
Taraining peningkatan kapasitas aparat Gampong dan Mukim itu dilakukan Aecost bekerja sama dengan BRR NAD – Nias. Pada gelombang pertama, training itu diikuti para kepala desa dan mukim di dua kecamatan di Abdya, yaitu kecamatan Blangpidie dan Susoh. Setelah itu, desa-desa dari kecamatan lainnya juga akan dilatih di ruang pertemuan Khana Pakat Guest House Blangpidie tersebut. Pada hari pertama training, Sabtu lalu, tampak para Geuchik antusias mengikuti acara hingga selesai. “Selain acara ini, kami mohon Aecost dapat memfasilitasi 15 Geuchik di kawasan DAS Krueng Susoh, agar kami dapat terhindar dari banjir seperti selama ini,” kata Anwar, Geuchik Kutatinggi, Blangpidie di sela-sela acara tersebut.
Selain difasilitasi untuk mengenal dan memberikan bobot pada masalahh di lingkungannya, para peserta juga dibekali kemampuan untuk menyusun prioritas program dan menyiapkan profil desa masing-masing. “Kami juga minta perhatian pihak pemerintah kabupaten agar segera menyelesaikan masalah sarana jalan di kampong kami,” kata Anasmiadi, Geuchik Lhueng Asan Blangpidie.
Fadhli Ali, mengharapkan para Geuchik dan Mukim dapat memahami apa sebenarnya masalah yang dihadapi mereka di Gampong masing-masing, sehingga program-program yang diusulkan kepada pemerintah daerah merupakan jawaban dari persoalan yang dihadapi dalam masyarakat. Perencanaan Gampong dibuat tidak hanya karena ada bantuan dari pemerintah daerah, akan tetapi perencanaan pembangunan pemerintah Gampong dengan memperhatikan potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa mutlak diperlukan, sehingga pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah daerah dan pihak donor dapat dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Tarining tersebut menghadirkan pemateri Muhammad Umar atau yang lebih dikenal Emtas dan difasilitasi Nashrun Marzuki, anggota Tim Asistensi Gubernur Bidang Komunikasi dan Imran Mahfudi dari Lappekap (Lembaga Pengkajian dan Pemantauan Kebijakan Publik) Banda Aceh.
Selain penyusunan dan pengenalan masalah, para Geuchik dan Imuem Mukim juga diberikan pemahaman akan pentingnya menyiapkan profil Gampong dan tatacara pembuatannya. “Sehingga ketika ada pihak donor yang ingin memberikan bantuan untuk desa tersebut, data-data berkaitan dengan peta demografi, potensi dan masalah tersebut sudah tersedia sehingga dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan lembaga-lembaga yang ingin membantu gampong di Abdya,” kata Fadhli Ali. []
INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI: FADHLI ALI (085277788829 – fadhli_aceh@yahoo.com)
No comments:
Post a Comment